
Sisgahana: Gank Penjelajah Alam Asal Bulungan
SMUN 70 Jakarta dikenal dengan segudang ekstrakurikuler menarik, dan salah satunya adalah Sisgahana. Ekskul ini sudah cukup lama eksis dan memiliki beragam kegiatan seru yang patut dicontoh. Walaupun sibuk belajar, Anisa, Karin, dan 18 anggota Sisgahana lainnya tidak melewatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam ekskul yang memiliki hobi naik gunung ini. Mereka bukan sekadar pecinta alam, tapi penjelajah alam yang memiliki semangat tinggi untuk menjelajahi keindahan alam.
“Penjelajah Alam, Bukan Pecinta Alam”
Bagi anggota Sisgahana, predikat “penjelajah alam” lebih cocok disematkan kepada mereka. Menurut Ketua Sisgahana periode 2004-2005, Anisa, menjadi pecinta alam berarti harus berupaya menjaga alam secara lebih mendalam, seperti yang server jepang dilakukan oleh organisasi seperti Greenpeace. Sedangkan penjelajah alam, meskipun bukan berarti tidak mencintai alam, lebih mengedepankan hobi menjelajah tanpa merusak alam sekitar. Mereka selalu berusaha menjaga kebersihan dan menghindari kerusakan selama pendakian.
Proses Menjadi Anggota Sisgahana
Tidak semua orang bisa langsung menjadi anggota tetap Sisgahana. Untuk bergabung, para calon anggota harus melalui beberapa tahap. Selain rutin mengikuti latihan dua kali seminggu pada hari Kamis dan Jumat, mereka harus menjalani serangkaian tahapan, dimulai dari PDGH (Pendidikan Dasar Gunung Hutan). Pada tahapan ini, mereka diajarkan berbagai materi teori yang kemudian harus dipraktikkan dalam latihan lapangan.
Baca Juga : https://www.andinismoperustore.com/menjaga-keberlanjutan-organisasi-pencinta-alam-umum-di-era-modern/
Setelah sukses menjalani PDGH, para calon anggota akan memasuki tahapan Lantap (Latihan Pemantapan). Di sini, selain melatih materi yang sudah diajarkan, para calon anggota juga terlibat dalam seluruh proses mulai dari persiapan hingga penyelesaian pendakian.
Pengambilan NRP: Pengalaman yang Menantang
Tahapan paling seru dan menantang bagi anggota baru Sisgahana adalah pengambilan Nomor Registrasi Pokok (NRP). Pada tahap ini, mereka harus mendaki gunung dengan ketinggian minimal 3000 meter di atas permukaan laut. Gunung yang dipilih sebagai medan ujian adalah Gunung Salak di kawasan Kawah Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Perjalanan ke Kawah Ratu: Tantangan di Setiap Langkah
Perjalanan menuju Kawah Ratu ternyata penuh tantangan. Hujan deras yang mengguyur sepanjang perjalanan menguras energi gank Sisgahana. Sampai di kaki Kawah Ratu sudah malam, dan mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di depan sebuah warung yang kosong. Setelah beristirahat, perjalanan dilanjutkan pada hari kelima. Meskipun hujan kembali mengguyur, mereka akhirnya sampai juga di Kawah Ratu pada pukul 14.00 WIB.
Menikmati Keindahan Kawah Ratu
Begitu sampai di Kawah Ratu, gank Sisgahana langsung menikmati pemandangan kawah yang mengeluarkan asap dan bau belerang. Mereka tidak hanya foto-foto, tapi juga menikmati pengalaman mandi air hangat yang mengalir di sekitar kawah—sebuah kenikmatan langka bagi mereka, karena biasanya mereka jarang mandi saat mendaki gunung.
Evaluasi dan Persiapan untuk Gunung Berikutnya
Setelah seharian menikmati keindahan alam Kawah Ratu, gank Sisgahana tidak lupa melakukan evaluasi perjalanan. Mereka membahas kekurangan dan mempersiapkan diri untuk pendakian berikutnya yang lebih menantang. Rencana mereka selanjutnya adalah mendaki Gunung Lawu di Jawa Timur pada 14 Juli mendatang untuk menguji kemampuan dan ketahanan fisik mereka.
Sisgahana adalah gank penjelajah alam yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi terhadap hobi mereka. Melalui serangkaian tahapan yang menantang, mereka tidak hanya mengasah keterampilan fisik, tetapi juga memperkuat solidaritas antar anggota. Pendakian mereka ke Kawah Ratu dan rencana pendakian Gunung Lawu semakin menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekadar pecinta alam, tetapi penjelajah alam sejati yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam.

Menjaga Keberlanjutan Organisasi Pencinta Alam Umum di Era Modern
Di era yang serba digital ini, apakah Organisasi Pencinta Alam (OPA) umum masih tetap relevan? Apakah organisasi ini mampu menarik perhatian generasi muda, seperti Generasi Y (Millennials) dan Z, yang kini cenderung lebih memilih aktivitas mandiri atau bergabung dengan komunitas berbasis digital? Mengingat pentingnya nilai-nilai yang ada dalam Kode Etik Pencinta Alam Indonesia, penting untuk merenungkan keberadaan OPA dalam konteks zaman yang terus berubah.
1. Pentingnya Menarik Minat Generasi Muda
Salah satu tantangan utama bagi OPA umum adalah menarik minat para generasi muda untuk bergabung dan melanjutkan kaderisasi slot bet 200 rupiah organisasi. Tanpa adanya kaderisasi yang berkesinambungan, sebuah organisasi dapat terancam mati. Oleh karena itu, OPA perlu melakukan pendekatan yang menarik bagi para anggota muda, menawarkan kesempatan untuk berkembang secara pribadi dan sosial dalam kegiatan alam bebas.
2. Era Digital dan Media Sosial
Di tengah maraknya penggunaan media sosial dan kemudahan akses informasi, generasi muda lebih sering memilih untuk berinteraksi di dunia maya daripada bergabung dengan organisasi tradisional. Ini memunculkan tantangan bagi OPA untuk tetap eksis. Untuk itu, OPA perlu memanfaatkan platform digital untuk tetap berhubungan dengan audiens dan memperlihatkan relevansinya dalam dunia petualangan dan konservasi alam.
Baca Juga : https://www.andinismoperustore.com/jalur-pendakian-terbaik-di-indonesia-untuk-para-pecinta-alam/
3. Dampak Sosial Organisasi Pencinta Alam
Dalam masyarakat modern, sebuah organisasi harus mampu memberikan kontribusi yang nyata kepada lingkungan dan komunitas sekitar. OPA harus mampu menghasilkan program-program yang tidak hanya bermanfaat untuk anggotanya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Ini juga merupakan cara untuk menjaga relevansi organisasi dan memastikan bahwa anggotanya merasa terhubung dengan tujuan yang lebih besar, bukan hanya sekadar hobi.
4. Menyesuaikan dengan Nilai-Nilai Kode Etik Pencinta Alam
Organisasi Pencinta Alam harus tetap berpegang pada nilai-nilai yang terkandung dalam Kode Etik Pencinta Alam Indonesia. Beberapa nilai penting yang harus dijaga adalah religiusitas, konservasi alam dan lingkungan hidup, nasionalisme, serta rasa persaudaraan dan saling menghormati. Untuk itu, OPA perlu menciptakan program yang mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kegiatan mereka, agar tetap relevan bagi generasi muda saat ini.
5. Menyediakan Manfaat Nyata Bagi Anggota
Agar OPA tetap bertahan dan berkembang, organisasi perlu memberi manfaat langsung kepada anggotanya. Ini dapat berupa peluang pengembangan diri, akses terhadap pelatihan atau edukasi, serta peluang untuk berkontribusi dalam kegiatan yang berdampak. Dengan memberikan manfaat yang konkret, anggota OPA akan merasa lebih terikat dan lebih loyal terhadap organisasi.
6. Kemandirian Organisasi
OPA harus dapat mengelola diri mereka sendiri dengan cara yang berkelanjutan. Tidak hanya mengandalkan donasi atau bantuan eksternal, organisasi ini harus mampu mendanai aktivitas mereka dan mendukung anggota-anggotanya dengan hasil yang terukur dan memberikan dampak positif.
7. Mengadaptasi Konsep OPA yang Up to Date
Di era yang serba cepat berubah ini, penting bagi OPA untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Ini bisa dilakukan dengan memperkenalkan konsep-konsep baru yang lebih relevan dan bisa dijangkau oleh generasi muda. OPA yang mampu beradaptasi dengan perkembangan sosial dan teknologi akan tetap eksis dan menarik perhatian bagi para calon anggota.
Menjaga eksistensi Organisasi Pencinta Alam umum di era digital dan kekinian membutuhkan berbagai adaptasi dan inovasi. OPA harus bisa memberikan dampak sosial yang nyata, menarik minat generasi muda, dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam Kode Etik Pencinta Alam Indonesia. Dengan langkah yang tepat, OPA bisa terus relevan dan berkontribusi pada pelestarian alam serta pengembangan karakter anggota di masa depan.

Jalur Pendakian Terbaik di Indonesia untuk Para Pecinta Alam
Indonesia memiliki banyak gunung dan daerah pendakian yang menarik untuk dijelajahi. Terdapat bermacam-macam ragam trek pendakian di Indonesia yang layak untuk para pencinta alam dan pendaki gunung. Berikut beberapa trek pendakian terbaik di Indonesia yang mesti dikunjungi.
Mendaki Gunung Rinjani, Lombok
Gunung Rinjani terletak di Lombok dan dianggap sebagai salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pendakian ke puncaknya memerlukan waktu 3-4 hari dan dapat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Dari puncak, pengunjung dapat merasakan panorama cantik dari Danau Segara Si dan Gunung Baru Jari.
Merasakan Estetika Gunung Merbabu
Gunung Merbabu terletak di Jawa Tengah dan dikenal sebagai salah satu gunung braxtonatlakenorman.com yang paling mudah didaki di Indonesia. Pendakian ke puncaknya memerlukan waktu sekitar 4-5 jam dan pengunjung dapat merasakan panorama cantik dari atas gunung, serta berkemah di sekitarnya.
Mendaki Gunung Papandayan, Jawa Barat
Gunung Papandayan terletak di Jawa Barat dan dikenal sebagai salah satu gunung yang paling populer di Indonesia. Pendakian ke puncaknya memerlukan waktu sekitar 2-3 jam dan pengunjung dapat merasakan panorama cantik dari kawah yang masih aktif, serta air panas natural yang ada di sekitarnya.
Menjelajahi Gunung Semeru, Jawa Timur
Gunung Semeru terletak di Jawa Timur dan dianggap sebagai salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pendakian ke puncaknya memerlukan waktu sekitar 2-3 hari dan pengunjung dapat merasakan panorama cantik dari kawah Bromo, serta berkemah di sekitarnya.
Mendaki Gunung Batur, Bali
Gunung Batur terletak di Bali dan dikenal sebagai salah satu gunung yang paling mudah didaki di Indonesia. Pendakian ke puncaknya memerlukan waktu sekitar 2-3 jam dan pengunjung dapat merasakan panorama cantik dari atas gunung, serta berkemah di sekitarnya. Gunung Batur juga tenar dengan panorama matahari terbit yang cantik.
Baca Juga : 5 Kegiatan di Alam Bebas untuk Tingkatkan Kesehatan
Pada usia 70 tahun, Chou masih kelihatan sebagai sosok yang tidak mencolok. Matanya kelihatan sedikit cerah namun menampakkan tatapan berharap tahu. Ia memiliki janggut tipis yang berwarna hitam-putih.
Malah dengan cedera lutut (penyakit jasmaniah pertama yang ia klaim pernah ia natural), ia masih berjalan sekitar 20 km sehari.
Selama jangka waktu 1995 hingga Maret 2021, tiap-tiap tahun Chou menghabiskan 100 hari untuk mendaki dua gunung yang membentang di bagian tengah dan pantai timur Taiwan.
Kecuali pendakian solo, Chou juga memimpin klasifikasi pendaki. Mereka menjelajah pegunungan di Hsinchu di kawasan utara hingga Pingtung di selatan, lalu ke Hualien, Yilan, dan Taitung di ujung timur Taiwan.
“Aku menganggap tiap-tiap pendaki sebagai teman atau saudara,” katanya.
“Aku menyukai membantu orang lain. Aku percaya membantu orang lain menempuh ‘100 puncak’ yakni bagian dari tanggung jawab aku,” kata Chou.
Chou mengatur misi untuk mempromosikan Taiwan sebagai destinasi pendakian utama global. Ia memulai cita-cita itu dengan menanamkan kecintaan warga setempat kepada gunung-gunung di Taiwan.
Untuk menarik perhatian para pemula, Chou senantiasa mengajak mereka mendaki rute Nenggao-Andongjun selama enam hari.

5 Kegiatan di Alam Bebas untuk Tingkatkan Kesehatan
Menghabiskan waktu di alam yakni metode yang bagus untuk memperbaiki suasana hati dan mengisi ulang “baterai” semangat. Lebih jauh lagi, kesibukan sederhana hal yang demikian tepat sasaran meningkatkan kesehatan, bagus lahiriah maupun mental.
Bukti ilmiah pun menampilkan menghabiskan waktu di alam bebas bisa menolong mengurangi tingkat stres, meningkatkan konsentrasi, dan secara awam menolong merasa lebih bergembira. Teratur melaksanakannya yakni tradisi yang bagus.
Sedangkan seperti itu, dikala beranjak dari rumah jangan lupa untuk konsisten berkegiatan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku di tengah kondisi pandemi Covid-19. Berikut lima kesibukan yang bisa diaplikasikan, dikutip dari situs Good Men Project.
1. Bersama teman
Terhubung dengan keluarga, teman, atau tetangga bisa menolong memberi rasa memiliki. Pergilah berjalan-jalan ke taman lokal bersama orang-orang yang paling berarti. Dapat juga jknailsbeauty.com menjadwalkan untuk berkemah dan berbagi cerita di sekitar api unggun.
2. Aktif bergerak
Keluarlah dan aktif bergerak supaya tubuh mengeluarkan hormon endorfin. Tidak wajib olahraga ke gym. Ada banyak bentuk olahraga sederhana seperti berjalan santai, berlari, atau bersepeda di taman. Semuanya bisa konsisten menyehatkan dan menyenangkan.
Baca Juga : Aktivitas Penjelajahan di Alam Bebas
3. Terus belajar
Belajar hal baru di luar ruangan akan menambah keseruan, misalnya menanam sayuran atau fotografi alam. Teladan lain yakni merancang kebun bunga, memproses sampah dapur menjadi kompos, atau melihat burung dan serangga bersama anggota keluarga lain.
4. Mengamati
Mengamati sekeliling bisa membuat seseorang merasa tenang dan santai. Cermati kondisi di sekitar tempat tinggal seperti rimbunnya pepohonan, hamparan rumput, satwa yang melalui di sekitar seperti tupai dan burung, atau wewangian tanah basah dikala hujan.
5. Berbagi
Ada banyak peluang berbagi yang ada kaitannya dengan alam. Contohnya, membagikan sayuran dari kebun kepada tetangga atau memberi dalam skala yang lebih besar dengan mendonasikan sebagian waktu, uang, atau kekuatan untuk lingkungan.
Kegiatan penjelajahan di alam bebas sangat menyenangkan. Khusus lagi bila dilaksanakan bersama teman-teman. Supaya bisa berjalan dengan lancar dan menyenangkan, kesibukan penjelajahan di alam bebas memerlukan persiapan yang bagus. Sebelum membahas perihal apa saja yang perlu dipersiapkan. Tahukah kau apa itu kesibukan penjelajahan di alam bebas?
Pengertian kesibukan penjelajahan di alam bebas merujuk pada pengertian kata ‘kesibukan’, kata ‘penjelahan’, kata ‘alam’ dan kata ‘bebas’. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘kesibukan’ memiliki pengertian sebagai salah satu bentuk kesibukan. Kata ‘penjelajahan’ bisa diartikan sebagai sebuah pelaksanaan menyusuri serta melihat suatu hal.